Jakarta, Publikapost.com – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengakui terkait yang dilakukannya dalam cawe-cawe politik kali ini, ia juga mengungkap demi kepentingan negara.
Sebutan cawe-cawe awalnya muncul setelah Presiden Jokowidodo mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana untuk membahas politik.
Jokowidodo juga mengklaim bahwa cawe-cawe yang ia lakukan semata demi kepentingan negara, agar pembangunan yang ia lakukan selama ini tetap berlanjut meskipun ada beda kepemimpinan.
“Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe,” ungkap Jokowidodo saat sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5).
Soal Pemilu Tertutup Rahasia Negara, Mahfud MD Tegas Minta Selidiki yang Membocorkan
Mensos Risma Sejak Menjabat sudah Gandeng APH, Perkuat Sistem Cegah Korupsi
Jokowidodo juga mengungkap bahwa Indonesia dalam pembangunan butuh keberlanjutan sehingga menjadi negara maju. Dia berkata harus ada pemimpin yang menggantikannya nanti juga melanjutkan berbagai pembangunan yang sudah ada.
Menurut Jokowidodo, Indonesia saat ini punya waktu 13 tahun untuk mendapatkan memanfaatkan bonus demografi. Ia mengingatkan bahwa tidak semua negara mampu berhasil menjadi negara yang maju meskipun mendapatkan momentum bonus demografi.
“Beberapa negara yang lepas dari negara berkembang menjadi negara maju Korsel, Taiwan, mereka bisa melompat. Indonesia bisa enggak menjadi negara maju?” ucapnya.
Baca Juga : Recep Tayyip Erdogan Menang Pemilu, Kembali Pimpin Turki 3 Periode
Terkait pemilu 2024, jokowidodo mengaku bahwa penerusnya nanti di kursi kepresidenan kelak harus meneruskan program tersebut, bukan sebaliknya malah menghentikan berbagai upaya pembangunan yang sudah berjalan.
“Kepemimpinan itu jangan maju mundur. Siapa pun yang memimpin harus mengerti apa yang dikerjakan, mikro, makro, situasi global,”pungkas Jokowidodo.