Situbondo, Publikapost.com – Konflik wilayah antara Palestina dan Israel kembali membuat dunia terkejut. Serangan pertama Hamas pecah pada Sabtu (7/10/2023) dini hari. Faksi Palestina tersebut memulai serangan multi-cabang sekitar pukul 6:30 pagi waktu setempat dengan ribuan roket yang ditujukan hingga Tel Aviv dan Yerusalem, beberapa diantaranya melewati sistem pertahanan Iron Dome dan menghantam bangunan.
Baku tembak terjadi hingga malam hari antara pasukan Israel dan ratusan milisi Hamas di setidaknya 22 lokasi Israel. Hamas menyebut serangannya sebagai “Operasi Banjir Al-Aqsa” dan menyerukan “pejuang perlawanan di Tepi Barat” serta di “negara-negara Arab dan Islam” untuk bergabung dalam pertempuran tersebut.
Sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengeklaim telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, sementara Hecht mengatakan Israel menghitung lebih dari 3.000 roket masuk.
Kejadian serupa, dalam artian konflik perang, bukan hanya terjadi antara Hamas-Palestina saja, meskipun konfliknya berkepanjangan. Sebelum keduanya pecah perang, Rusia dan Ukraina juga terlibat perang dengan memperebutkan wilayah.
Menukil Wagingpeace, ada banyak upaya mengatasi supaya tidak terjadi perang antar negara di dunia ini
1.Memberikan Dukungan Penuh pada Pembentukan Pengadilan Kriminal Internasional
Hal ini dilakukan agar pemimpin nasional dapat diadili untuk semua kejahatan perang yang mengerikan pada akhir permusuhan apa pun. Semua pemimpin yang melakukan kejahatan mengerikan harus dimintai pertanggungjawaban di bawah hukum internasional seperti yang mereka lakukan di Nuremberg, dan mereka harus menyadari hal ini sejak awal.
2. Memakzulkan Pemimpin Terpilih yang Mempromosikan atau Mendukung Perang Preventif Ilegal
Ini merupakan tanggung jawab warga negara dalam demokrasi untuk melakukan kontrol atas pemimpin mereka yang mengancam akan melakukan kejahatan di bawah hukum internasional, dan pemakzulan menyediakan alat penting untuk mencapai kontrol ini.
3. Gencatan Senjata
Tindakan ini bisa dilakukan dengan disaksikan oleh negara lain maupun PBB, sehingga ketika perjanjian yang telah disepakati ditandatangani, diharapkan isi perjanjian tersebut benar-benar dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertikai. Gencatan senjata dapat memulihkan hubungan negara yang bertikai secara bertahap hingga akhirnya benar-benar terbentuk perdamaian di antara negara tersebut. Sayangnya perjanjian gencatan senjata sering kali tidak mencantumkan sanksi apabila ada yang melanggar, sehingga peperangan dapat berpotensi untuk terjadi kembali.
4.Melakukan Negosiasi
Negosiasi mungkin perlu dilakukan di antara pihak yang bertikai, dengan perwakilan masing-masing pihak duduk bersama membicarakan jalan tengah untuk mengakhiri pertikaian. Dengan melakukan negosiasi maka diharapkan pihak yang terkait mampu berpikir dengan kepala dingin dan mencari solusi yang tepat, dan membicarakan masalah dengan baik-baik agar masalah dapat diselesaikan secara lembut. Tindakan ini juga sebaiknya melibatkan pihak ketiga sebagai penengah agar negosiasi dapat berjalan lancar.
5. Menghargai Budaya Negara Lain
Dengan saling menghargai kita akan selalu berusaha untuk tidak menghina atau memojokkan budaya tertentu, karena sebuah budaya yang aneh bagi kita sebenarnya merupakan kearifan lokal yang perlu untuk dilestarikan. Saling menghargai akan mencegah terjadinya peperangan karena masing-masing pihak merasa tidak ada yang perlu diperdebatkan dan konflik pun dapat dihindari.