Padang Pariaman, Publikapost.com – Penanaman 2.000 bibit kaliandra merah (Caliandra calothyrsus) dalam rangka menyubtitusi penggunaan energi batu bara menuju energi baru terbarukan.
“Kita tertarik mengembangkan kaliandra merah ini sebagai energi biomassa yang kualitasnya hampir mendekati batu bara,” kata Buzamar yang berada di Simpang Tigo Alaban, Kecamatan V Koto Timur Nagari Gunung Padang Alai, Kamis (16/5/24).
Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Buzamar Dt. Malintang mengatakan, dari uji coba yang dilakukan pabrik semen tertua di Asia Tenggara tersebut, kaliandra merah memiliki kalori antara 4.100 hingga 4.200 kilokalori (kkal).
Sejak dicanangkan, perusahaan itu sudah mulai menggunakan kaliandra merah sebagai energi biomassa untuk memproduksi semen. Total 200 ton kaliandra merah telah dimanfaatkan dan berhasil membantu mengurangi penggunaan batu bara.
“Kita sudah mulai menggunakan kaliandra merah meskipun belum secara massal.
Meskipun, masih dalam skala kecil tapi kestabilan operasi sudah mulai bisa dikendalikan dengan baik.
“Pemerintah Provinsi Sumbar mendukung penuh langkah ini. Apalagi, penggunaan energi baru terbarukan sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah dan nasional,” ujar Buzamar.
Sebagai bentuk dukungan, pemerintah setempat melakukan kerja sama pembibitan 250 ribu batang kaliandra merah yang disemai di Balai Sertifikasi dan Pembenihan Tanaman Hutan Sumbar.
Tidak hanya itu, untuk memasifkan tanaman kaliandra merah pemerintah daerah memanfaatkan kawasan perhutanan sosial dan hutan kemasyarakatan sebagai lokasi utama penanaman.
“Untuk lima tahun ke depan kita sudah mengidentifikasi dimana saja lokasi untuk penanaman kaliandra merah,” ujarnya.
Untuk diketahui, selain sumber energi baru terbarukan, kaliandra merah juga memiliki fungsi atau manfaat lain di antaranya daun kaliandra sebagai pakan ternak karena mengandung protein yang tinggi.
Kemudian, akar kaliandra merah berfungsi sebagai penahan erosi terutama di daerah-daerah kritis.
Selanjutnya, bunga tanaman itu bermanfaat sebagai makanan lebah (budi daya madu galo-galo).
Terakhir, ranting kaliandra merah dapat dikembangkan sebagai wood pellet dan berpotensi sebagai produk ekspor.
(Fakhri/Nursal Tanjung)