Jakarta, Publikapost.com – Antusias warga mengikuti karnaval sangat besar yang pesertanya dari semua RT di lingkungan RW 02 Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, minggu (24/8). Karnaval tersebut digelar dalam rangka memeriahkan Peringatan HUT RI Ke – 80.
Karnaval yang melibatkan seluruh RT di lingkungan RW 02 Manggarai menghadirkan berbagai atraksi kreatif.
Berbagai profesi ditampilkan, Tema Perjuangan, rescue, ada baju ala petani, TNI, kyai, Selain itu ada pula yang memakai busana perjuangan dengan coreng-moreng βdarahβ, busana adat berbagai daerah dan buasana bertema perjuangan.
Ada Sebuah penampilan unik dan penuh makna mewarnai karnaval kali ini.
Peserta karnaval dari BINKAR (Bina Karya Remaja) Rt.006 Rw.02, Manggarai mencuri perhatian publik dengan kostum yang sarat pesan moral: memakai pakaian layaknya pejabat lengkap dengan dasinya, mengenakan topeng berbentuk tikus, serta membawa tas bertuliskan βUang Rakyatβ.
Ada-ada saja tingkah laku peserta karnaval dalam melakukan kritikan kepada para koruptor yang memakan uang negara.
Kostum ini sontak menarik perhatian penonton, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Namun di balik tawa dan sorak-sorai, terselip pesan tajam, sindiran dan kritikan terhadap maraknya korupsi yang kian meresahkan dan jelas menyengsarakan rakyat Indonesia.
Diisi dengan orasi layaknya pedemo,peserta tersebut dengan penuh percaya diri berlenggak-lenggok di sepanjang rute karnaval.
Pesan yang hendak disampaikan jelas: koruptor kerap tampil tanpa rasa malu, keras hati, bahkan tetap berhadapan dengan rakyat yang seharusnya mereka layani.
βIni adalah cara kreatif untuk mengingatkan kita semua, terutama pejabat dan pemangku kebijakan, agar tidak lagi mengkhianati amanah rakyat. Korupsi bukan hanya merugikan negara, tapi juga menyakiti hati masyarakat,β ujar salah seorang penonton karnaval.
βKami muak dengan pejabat di negara ini. Di mana-mana hanya ada maling uang rakyat. Karena itu, kami ingin menyampaikan pesan bahwa para koruptor harus dibasmi,β tegasnya lagi.
Kehadiran peserta dengan kostum sindiran tersebut mendapat apresiasi dari warga. Selain menambah semarak acara, pesan moral yang dibawanya menjadi pengingat bahwa perayaan kemerdekaan bukan hanya tentang pesta, melainkan juga momentum refleksi agar Indonesia terbebas dari perilaku korupsi.
(Adams)