Situbondo, Publikapost.com – Pada hari ini 12 November diperingati sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional. Tampak bahagia bagi seseorang yang masih memiliki Ayah sehingga bisa merayakan bersama bahkan bisa merasakan kasih sayang seorang Ayah semenjak bayi hingga sekarang. Tak banyak juga yang sudah kehilangan Ayahnya sehingga hanya do’a yang bisa di lakukan. Bahkan tak hanya itu saja, ada juga yang tidak mengenal bahkan tidak tau sosok Ayah itu seperti apa ? Karena ditinggal bekerja semenjak bayi, berpisah semenjak saat masih kecil, sehingga sosok Ayah, mereka tidak pernah tau seperti apa.
Hal ini juga dirasakan oleh DS (40) warga lingkungan Patokan, Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, dirinya bahkan ditinggal Ayahnya (Sudar) semenjak 2 bulan dalam kandungan sang Ibundanya. Ayahnya mengikuti program Transmigrasi ke Kalimantan tanpa sepengetahuan Istrinya.
Bahkan sampai sekarang di usia 40 tahun, DS sebenarnya ingin mengetahui seperti apa raut wajah Ayahnya. Dirinya juga mengatakan bahwa semenjak kecil selalu di bully baik di pergaulan lingkungan maupun sekolahnya.
“Dulu saya sering diolok olok begini ‘bekna ollena nemmo e songai benni anakna Jesmi’ ( Kamu itu ditemukan di sungai bukan anaknya Jasmi). ” ujarnya saat diwawancarai Jurnalis Publikapost.com
Lanjut Dedi, dirinya kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian baik dari Ayah maupun Ibundanya. Karena semenjak lahir di asuh oleh Kakek dan Neneknya karena Ibundanya menjadi tulang punggung untuk adik-adiknya dan keluarganya.
“Semenjak kecil saya diasuh oleh Kakek Nenek sehingga saya memanggil mereka berdua dengan sebutan bapak dan emak karena Ibu kerja untuk biaya sehari-hari dan sekolah, bahkan emmak sendiri menjadi pembantu rumah tangga (IRT) sehingga saya sering dibawa disaat kerja.” ucapnya.
Pada hari ini saya hanya menginginkan 3 hal dalam hidup. Pertama jika sudah berkeluarga menjadi sosok Ayah yang terbaik untuk anak-anak dan Suami yang terbaik untuk istri, Kedua membahagiakan Ibu walaupun sebenarnya tak ada anak yang mampu mengembalikan kasih sayang ibu. Dan terakhir saya ingin ketemu secara langsung dengan Ayah jika memang ditakdirkan untuk bertemu.
“Alhamdulillah mas, berkat didikan dari Kakek (Almarhum), Nenek, dan Ibu, saya bisa kuat, tegar dan bahagia sampai hari ini walaupun tanpa sosok Ayah di sampingku, mereka bertiga mengajarkan berbagai hal dalam kehidupan sehingga saat ini saya bekerja sesuai dengan hobi saya sendiri.” tutupnya.(Dee)