Menu

Mode Gelap

Berita · 5 Jun 2023 15:33 WIB

Dua Jamaah Haji Dari Jawa Timur Meninggal Dunia Dimadinah


Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) bersama para jamaah calon haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada arsip 2019 antara. Perbesar

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan) bersama para jamaah calon haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada arsip 2019 antara.

Surabaya, Publikapost.com –  Dua jamaah haji dari Jawa Timur dinyatakan meninggal dunia, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya sudah mencatat bahwa Dua Jammah tersebut meninggal di Madinah, Minggu (4/6/2023).

Dua Jamaah haji tersebut adalah warga asal Lamongan, Mardi Wijono Teguh Wijono (75 tahun), jemaah haji tersebut dari kloter 25, meninggal karena diduga penyakit jantung.

Jamaah lainnya yakni, Umi Hanik Mualam (52 tahun) dari kloter 26 yang meninggal juga karena sakit jantung. Keduanya orang tersebut dimakamkan di Baqi’.

Ketua PPIH Embarkasi Surabaya Haji Husnul Maram juga menyampaikan, bahwa jemaah yang tertunda keberangkatannya karena sakit di RS Haji Surabaya pada Senin (5/6/2023) hari ini masih sebanyak 4 orang.

Baca Juga:

Jamaah Haji Kelaparan Dibandara Selama 5 Jam, Pihak Maskapai Ungkapkan Permohonan Maaf

WNA Ludahi Imam Masjid di Bandung, Diduga Terganggu Suara Al-Qur’an

“Dari kloter 23 Bojonegoro yang sakit paru dan liver, dari kloter 24 Lamongan yang sakit demensia, kloter 25 Lamongan dengan sakit anemia, dan kloter 27 Lamongan sakit pada tulang,” jelasnya, Senin (5/6/2023).

Namun, perkembangan baik nampak dari jemaah kloter 25 Lamongan yang sakit anemia, ia dan pendampingnya direncanakan ikut dalam kloter 32.“Seorang jemaah yang kemarin masih dirawat di RS Haji, dari kloter 21 Bojonegoro, telah pulang ke daerahnya karena sakit stroke. Sehingga total ada empat orang jemaah yang sakit di asrama pulang ke daerah,” tambahnya lagi.

Sedangkan jamaah haji yang tertunda keberangkatannya karena visa hanya ada satu orang saja. Lantas sang istri  jemaah haji tersebut juga  turut menunda keberangkatannya.

Kendala penerbitan visa itu, uangkapnya, disebabkan sistem perekaman biometrik pada aplikasi Saudi Visa Bio.

“Bio visa masih baru di Indonesia. Ternyata meskipun pada aplikasi rekam biometrik itu sudah diterima, namun ada beberapa kasus, wajah atau sidik jari jemaah masih tidak terbaca karena mohon maaf ada jemaah yang tidak punya tangan atau lapisan telapak tangan terlalu tebal, sehingga belum bisa diprint out visanya,” kata Maram.

Maram juga berpendapat, Kemenag harusnya juga langsung datang ke pihak  Duta Besar Arab Saudi untuk mengklarifikasi terkait adanya keterlambatan visa tersebut.

“Jadi jemaah haji bisa berangkat dengan rombongan kloter berikutnya,” Pungkasnya.

 

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Debat Pertama Calon Bupati Situbondo Tarung Gagasan untuk Majukan UMKM

11 Oktober 2024 - 10:52 WIB

Ribuan Warga Hadiri Bakti Sosial dan Kesehatan Polda Sumut Digelar di Kabanjahe 

11 Oktober 2024 - 10:40 WIB

Sekda Mengingatkan Masyarakat Harus Menjaga Semangat Persatuan dan Hindari Perpecahan Jelang Pilkada 

11 Oktober 2024 - 10:37 WIB

Kapolsek Tebet Tinjau Sekolah MA As-Syafi’iyah 01, Serta Sambangi Murid yang Dirawat di RS Budhi Asih Terkait Insiden Perkelahian

10 Oktober 2024 - 19:43 WIB

Kapolresta Deli Serdang Pimpin Upacara Pelepasan Purna Bhakti Personel Polresta Deli Serdang

10 Oktober 2024 - 18:15 WIB

Kejati Sulsel Tetapkan 2 Orang Tersangka Atas Dugaan Korupsi Proyek Pembangunan Perpipaan Air Limbah

10 Oktober 2024 - 17:57 WIB

Trending di Berita