Menu

Mode Gelap

Berita Β· 22 Jul 2024 03:17 WIB

Kota Pariaman Jadi Lautan Manusia Saksikan Festival Budaya Pesta Tabuik


Ratusan Pengunjung, Saksikan Prosesi Tabuik Naik Pangkek Perbesar

Ratusan Pengunjung, Saksikan Prosesi Tabuik Naik Pangkek

Pariaman, Publikapost.com Lautan manusia, datang dari luar Kota Pariaman, Antusias menyaksikan festival pesta hoyak Tabuik yang digelar di Kota Pariaman, pada Minggu (21/7/2024).

Pada kesempatan itu, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dalam sambutannya menyampaikan, dengan adanya iven hoyak Tabuik ini, akan meningkatkan usaha UMKM bagi warga Kota Pariaman dan juga merupakan mempromosikan pariwisata dan budaya minangkabau khususnya di Kota Pariaman.

“Kami atas nama Provinsi Sumatera Barat, sangat mendukung iven ini dan akan mensponsori kegiatan Tabuik ini menjadi iven Nasional,” ujar Mahyeldi.

Hoyak tabuik andalan pariwisata di Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman.

“Kami berharap iven Tabuik Piaman ini menjadi magnet pariwisata yang hadir ditengah-tengah masyarakat,” tuturnya.

Lebih kurang 100.000 orang hadir menyaksikan iven pesta tabuik dan dukungan dari PKDP Piaman yang ikut menyukseskan hoyak tabuik ini.

“Insyaallah kunjungan ke Pariaman ini semakin meningkat dengan iven hoyak tabuik,” terang Mahyeldi.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman, Roberia, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam keberhasilan acara ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada panitia, sponsor, pengunjung, dan media yang turut memeriahkan kegiatan ini.

“Kota Pariaman memiliki prestasi luar biasa, salah satunya adalah Tabuik. Tahun ini, Pesona Hoyak Tabuik telah terdaftar dalam Karisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia,” ujarnya.

“Meskipun yang terdaftar hanya puncak acara hari ini, kita tidak boleh melupakan bahwa rangkaian Tabuik dimulai dari tanggal 1 hingga 10 Muharram, yang mengundang banyak wisatawan dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat Kota Pariaman,” tambahnya.

Dalam upaya memajukan daerah, Pemko Pariaman secara rutin menggelar berbagai event wisata yang telah menjadi agenda tahunan di Kota Pariaman.

Untuk Pesta Budaya Tabuik Piaman 2024 ini, Pemko Pariaman berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata RI dan Kementerian Kominfo RI.

Kegiatan ini tidak hanya menonjolkan keunikan budaya Kota Pariaman, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dengan menarik banyak wisatawan domestik dan mancanegara.

Sebelumnya diketahui, asal asul tradisi tabuik ini merupakan, salah satu tradisi yang digelar oleh Masyarakat Pariaman, Sumatera Barat. Tradisi ini menjadi acara tahunan yang disebut sebagai festival Tabuik.

Tradisi Tabuik ini, telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-19 Masehi.

Perhelatan Tradisi Tabuik ini, merupakan bagian dari peringatan hari wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Hussein bin Ali yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.

Sejarah mencatat, Hussein beserta keluarganya wafat dalam perang di karbala.

Tradisi Tabuik, diambil dari bahasa arab β€˜tabut’ yang bermakna peti kayu.

Makna tersebut, mengacu pada legenda tentang kemunculan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut Buraq.

Cerita legenda tersebut, mengisahkan bahwa setelah wafatnya sang cucu Nabi, Hussein bin Ali, kotak kayu berisi potongan jenazah Hussein diterbangkan ke langit oleh Buraq.

Berdasarkan legenda inilah, setiap tahun masyarakat Pariaman membuat tiruan dari Buraq yang sedang mengusung Tabut di punggungnya.

Menurut kisah yang berkembang, di masyarakat secara turun temurun, tradisi Tabuik ini diperkirakan muncul di Pariaman sekitar tahun 1826-1828 Masehi.

Tradisi Tabuik pada masa itu masih kental dengan pengaruh dari timur tengah yang dibawa oleh masyarakat keturunan India.

Dalam sejarah disebutkan, Tabuik berasal dari orang India yang bergabung dalam pasukan Islam Thamil di Bengkulu pada tahun 1826, pada masa kekuasaan Thomas Stamford Rafles dari Kerajaan Inggris.

Setelah perjanjian London pada 17 Maret 1829, Bengkulu dikuasai Belanda, sedangkan Inggris menguasai Singapura. Kondisi ini menyebabkan pasukan Islam Tamil di Bengkulu menyebar, di antaranya sampai ke Pariaman.

Pada 1910, muncul kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan perayaan Tabuik dengan adat istiadat Minangkabau, sehingga berkembang menjadi seperti yang ada saat ini.

Tradisi Tabuik terdiri dari dua macam, yaitu Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang. Keduanya berasal dari dua wilayah berbeda di Kota Pariaman.

Tabuik Pasa (pasar) merupakan, wilayah yang berada di sisi selatan dari sungai yang membelah kota tersebut hingga ke tepian Pantai Gandoriah. Wilayah Pasa dianggap sebagai daerah awal mula Tradisi Tabuik.

Adapun, Tabuik Subarang berasal dari daerah Subarang (seberang), yaitu wilayah di sisi utara dari sungai atau daerah yang disebut sebagai Kampung Jawa. Ada tujuh tahap rangkaian ritual Tabuik, yaitu mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, Tabuik naik pangkek, hoyak Tabuik, dan membuang Tabuik ke laut.

Pada puncak acara, Tabuik diarak menuju Pantai Gandoriah lalu dihoyak atau digoyangkan dan diambil semua benda-benda berharga yang dipasang pada Tabuik.

Tahap selanjutnya, Tabuik dilarung ke laut sambil saling dibenturkan yang dilakukan pada saat matahari mulai tenggelam atau menjelang magrib di buang ke laut di pantai gondariah.

Pada acara iven festival Tabuik tersebut, turut dihadiri oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah beserta jajarannya, Pj Walikota Pariaman, Roberia, Mantan Walikota Pariaman, Genius Umar, Anggota DPRD terpilih Kota Pariaman, Suhermen Mursyid, Anggota DPRD terpilih Kabupaten Padang Pariaman, H Asmar (Lambau), Ketua Tabuik Subarang AKP Purn. Husni Thamrin, Ninik Mamak, Cadiak Pandai, Bundo Kanduang, Alim Ulama serta PKDP dan seluruh lapisan masyarakat.

(Fakhri)

Artikel ini telah dibaca 45 kali

Baca Lainnya

Komitmen Paslon Bupati Muda Rio-Ulfiyah Untuk Meningkatkan Kualitas Guru Ngaji di Situbondo

7 September 2024 - 14:05 WIB

Peletakan Batu Pertama RS Tipe C, Rumah Sakit Mitra Sehat Bondowoso

6 September 2024 - 22:07 WIB

Diduga Tidak Objektif Dalam Melakukan Penelitian, Warga Tolak Test Uji Kebisingan Genset Gudang PT MMI Oleh DLH Kota Medan

6 September 2024 - 21:25 WIB

Polres Padang Pariaman Musnahkan 89 Kilo Gram Ganja dan Ratusan Botol Miras

6 September 2024 - 20:07 WIB

Jalan Panjang Mencari Kasus Dugaan Pembunuhan Nahkoda Kapal Poseidon 03

6 September 2024 - 19:23 WIB

Dugaan Ancaman Terhadap Wartawan, Kuasa Hukum Deolipa Yumara: Hukum Tidak Kenal Maaf

6 September 2024 - 13:04 WIB

Trending di Berita