Publikapost.com, Situbondo – Momen Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 menjadi panggung masyarakat untuk memilih pemimpin yang ideal demi kesejahteraan negara kedepan nya. Kriteria sosok pemimpin ini memiliki banyak perspektif dari para tokoh, ahli dan agama sendiri.
Demi menciptakan tatanan pemerintahan yang amanah dan mementingkan kesejahteraan masyarakat, perlu kira nya untuk memiilih pemimpin yang baik. Berbicara masalah pemimpin ideal menurut Islam erat kaitannya dengan figur Rasulullah SAW. Beliau adalah pemimpin agama dan juga pemimpin negara.
Rasulullah merupakan suri tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam diri beliau hanya ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)
Menukil tirto.id, kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam bermacam-macam. Cendekiawan muslim seperti Imam Syafi’i hingga Ibn Khaldun memiliki pendapat masing-masing mengenai kriteria pemimpin.
Beberapa kriteria pemimpin ideal dalam Islam yang sebaiknya dimiliki di antaranya 4: beragama muslim, bersifat adil, amanah, hingga kuat dalam menegakkan tugas pemerintaha, berikut penjelasannya:
1. Pertama, pemimpin dalam masyarakat dengan mayoritas pemeluk Islam seharusnya adalah seorang muslim.
2. Kedua, pemimpin harus memiliki sifat adil. Dalam hal ini, pemimpin adil adalah mereka yang taat beragama, tidak membiasakan melaksanakan dosa-dosa kecil, tidak melakukan dosa-dosa besar, hingga tidak menjalankan tindakan nan dapat meruntuhkan harga diri.
3. Ketiga, pemimpin dalam Islam harus memiliki sifat amanah. Dari cerita Abu Dzar dalam hadis riwayat Imam Muslim yang termuat di kitab sahihnya dijelaskan bahwa jabatan di Hari Kiamat akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang-orang nan berhak memangku serta melaksanakan tugasnya dengan benar.
4. Keempat, pemimpin dalam Islam harus kuat menegakkan tugas dan menanggung beban pemerintahannya. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu menjaga agama, mengatur siasat umat, hingga mengurus kemaslahatan menurut syara.
Dalil Naqli Kriteria Pemimpin Ideal
Dalam Islam Berikut ini beberapa ayat Al-Qur’an yang memuat tentang kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam:
Ali Imran Ayat 28
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُوْنَ الْكٰفِرِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ مِنْ دُوْنِ الْمُؤْمِنِيْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّٰهِ فِيْ شَيْءٍ اِلَّآ اَنْ تَتَّقُوْا مِنْهُمْ تُقٰىةً ۗ وَيُحَذِّرُكُمُ اللّٰهُ نَفْسَهٗ ۗ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ ٢٨
Artinya: “Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa yang melakukan itu, hal itu sama sekali bukan dari [ajaran] Allah, kecuali untuk menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Allah memperingatkan kamu tentang diri-Nya [siksa-Nya]. Hanya kepada Allah tempat kembali,”(QS. Ali Imran [3]:28).
Surah Al Maidah Ayat 51
۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥١
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia[-um]. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim,”(QS. Al-Maidah [5]:51).
Surah An-Nisa Ayat 58
۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا ٥٨
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,”(QS. An-Nisa [4]:58).
Surah Al-Qasas Ayat 26
قَالَتْ اِحْدٰىهُمَا يٰٓاَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ ۖاِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْاَمِيْنُ ٢٦
Artinya: “Salah seorang dari kedua [perempuan] itu berkata, ‘Wahai ayahku, pekerjakanlah dia. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya,’”(QS. Al-Qasas [28]:26).