Publikapost.com, Indonesia – Pecah perang antara Ukraina dan Rusia jauh dari kata damai dan melibatkan banyak negara di dalam nya. Pelbagai alutsista canggih terus di kirim pihak sekutu Ukraina untuk membendung kekuatan negara Beruang Merah, sebutan Rusia.
Kabar terbaru Pihak Rusia murka usai kebijakan AS memutuskan bakal mengirim bom tandan ke Ukraina untuk pertama kalinya. Bom ini disebut-sebut sepadan dengan howitzer 155 mm. Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintah terpaksa mengirim lantaran Ukraina kehabisan amunisi melawan Rusia.
Melihat dinamika dunia saat ini Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) tahunan pada Selasa (11/7/2023) di Vilnius, Lituania.
Sejumlah kepala negara yang kemungkinan hadir di antaranya Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Menukil cnnindonesia.com, Berikut poin-poin penting yang bakal dibahas di KTT NATO:
1. Keanggotaan Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bakal melawat ke Vilnius untuk menyampaikan bahwa Ukraina siap bergabung dengan aliansi usai perang berakhir.
Ukraina dan anggota lain di Eropa Timur mendesak NATO memiliki peta jalan yang jelas. Mereka percaya dengan membawa Kyiv ke NATO, bisa mencegah serangan Rusia di masa depan.
Namun, negara kunci seperti Amerika Serikat dan Jerman terlihat sangat berhati-hati agar tak melangkahi kesepakatan 2008. Perjanjian itu menyebutkan Ukraina akan bergabung suatu hari nanti, tanpa menetapkan jangka waktu.
NATO tampaknya akan menawarkan Ukraina jalan yang lebih mulus sampai akhirnya siap bergabung ke NATO, dengan membatalkan Rencana Aksi Keanggotaan.
Menurut laporan, untuk saat ini tak ada undangan bagi Ukraina bergabung dan kemungkinan besar tak ada tanggal yang ditetapkan.
Meski belum jelas soal kepastian Ukraina masuk NATO, Rusia tetap waswas karena bakal mengancam wilayah mereka di perbatasan jika Kyiv jadi gabung ke pakta pertahanan tersebut.
2. Jaminan keamanan
Dalam rangka meyakinkan Ukraina sebelum bergabung dengan NATO, AS dan sekutu dekatnya seperti Prancis, Inggris, dan Jerman, telah menegosiasikan kemungkinan komitmen jangka panjang terkait pasokan senjata.
Para diplomat mengatakan ini akan berada di luar kerangka NATO dan tak mengikat untuk mengirim pasukan.
Pasokan senjata tersebut kemungkinan bernilai miliaran dolar. Anggaran untuk memasok senjata ke Ukraina juga tak menutup kemungkinan diperdebatkan.
Tak hanya itu, pembagian intelijen, pelatihan, dan pembangunan kembali industri senjata Ukraina masuk dalam kesepakatan.
Para diplomat juga mengatakan akan ada deklarasi dukungan secara keseluruhan dan kemudian masing-masing negara bakal berkomitmen memberi bantuan bilateral di bawah kesepakatan tersebut.
Namun, negara Eropa Timur bersikeras bahwa perjanjian apa pun tak boleh menggantikan keanggotaan Ukraina di NATO.
“Satu-satunya jaminan keamanan yang berhasil dan jauh lebih murah daripada yang lain adalah keanggotaan NATO,” kata Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas, seperti dikutip AFP.
3. Rencana Swedia gabung NATO
Erdogan diprediksi akan menjadi sorotan selama pertemuan berlangsung. Belakangan, dia menjadi perbincangan karena menolak Swedia bergabung dengan NATO. Untuk menjadi anggota NATO, seluruh anggota harus memberikan persetujuan kepada calon anggota.
Swedia padahal selama ini menyatakan telah memenuhi syarat yang diajukan Turki untuk bergabung dengan aliansi. Namun, insiden pembakaran Al Quran baru-baru ini memicu kemarahan Ankara.
4. Anggaran militer
Setelah Rusia merebut Crimea dari Ukraina pada 2014, negara anggota NATO berjanji mencoba membelanjakan dua persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan pada 2024.
Namun, menjelang tenggat waktu itu, hanya 11 negara NATO yang diproyeksikan mencapai target tahun ini.
Kini, mereka telah merundingkan perjanjian baru dan mungkin lebih ambisius karena invasi Rusia di Ukraina. Angka dua persen akan menjadi komitmen minimum meski ditentang Luksemburg dan Kanada.
Sokongan senjata dari NATO diprediksi bakal bikin Rusia makin menggila untuk terus menyerang Ukraina.
5. Rencana pertahanan
Perang Rusia telah mendorong perombakan terbesar pertahanan negara anggota NATO di bagian timur dalam satu generasi.
Para pemimpin harus menandatangani rencana regional baru di Vilnius yang menerangkan bagaimana sekutu akan menghentikan serangan Rusia di perbatasan NATO.
Salah satunya meningkatkan jumlah pasukan siap tempur yang bisa dipanggil NATO dari 40 ribu menjadi 300 ribu.