Menu

Mode Gelap

Berita · 2 Sep 2023 14:40 WIB

Penamaan Bulan Safar Menurut Imam Ibnu Katsir


Ilustrasi. Kenapa Nabi Muhammad hijrah ke Madinah? [Sumber Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30] Perbesar

Ilustrasi. Kenapa Nabi Muhammad hijrah ke Madinah? [Sumber Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30]

Situbondo, Publikapost.com – Refleksi akan bulan besar islam sarat akan peristiwa yang pernah terjadi ketika masa lampau. Pelbagai kejadian memberikan pelajaran bagi masyarakat pada waktu itu tak terkecuali generasi yang akan meneruskan perjuangan orang terdahulu. Bulan kedua dalam kalender Hijriah setelah bulan Muharram adalah bulan Safar.

Di balik penamaan bulan Safar ada alasan khusus, sebagaimana disampaikan oleh Imam Abul Fida Ismail bin Umar ad-Dimisyqi, atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Ibnu Katsir (wafat 774 H). Di balik penamaan bulan Safar tidak lepas dari keadaan orang Arab tempo dulu pada bulan ini.

Menukil nuonline, Safar yang memiliki arti “sepi” atau “sunyi” sesuai keadaan masyarakat Arab yang selalu sepi pada bulan Safar. Sepi dalam arti senyapnya rumah-rumah mereka karena orang-orang keluar meninggalkan rumah untuk perang dan bepergian. Imam Ibnu Katsir menjelaskan:

صَفَرْ: سُمِيَ بِذَلِكَ لِخُلُوِّ بُيُوْتِهِمْ مِنْهُمْ، حِيْنَ يَخْرُجُوْنَ لِلْقِتَالِ وَالْأَسْفَارِ

Artinya, “Safar dinamakan dengan nama tersebut, karena sepinya rumah-rumah mereka dari mereka, ketika mereka keluar untuk perang dan bepergian.” (Ibnu Katsir, Tafsîrubnu Katsîr, [Dârut Thayyibah, 1999], juz IV, halaman 146).

Ibnu Manzhur (wafat 771 H), menyampaikan alasan yang lebih banyak. Menurutnya, ada beberapa alasan mendasar di balik penamaan bulan Safar, di antaranya: (1) sebagaimana penjelasan Ibnu Katsir; (2) orang Arab memiliki kebiasaan memanen semua tanaman yang mereka tanam, dan mengosongkan tanah-tanah mereka dari tanamanan pada bulan Safar; dan (3) pada Safar orang Arab memiliki kebiasaan memerangi setiap kabilah yang datang, sehingga kabilah-kabilah tersebut harus pergi tanpa bekal (kosong) karena mereka tinggalkan akibat rasa takut pada serangan orang Arab. (Muhammad al-Anshari, Lisânul ‘Arab, [Beirut, Dârus Shadr: 2000], juz IV, halaman 460).

Artikel ini telah dibaca 53 kali

badge-check

Editor

Baca Lainnya

Bupati Padang Pariaman Tinjau Persiapan Iven Pacu Kuda Berharap Berjalan Lancar dan Sukses

17 Maret 2025 - 11:14 WIB

Satlantas Polrestabes Medan Amankan 50 Unit Sepeda Motor Saat Melakukan Razia

16 Maret 2025 - 04:17 WIB

Di Bulan Suci Ramadhan 1446 H, Satlantas Polrestabes Medan Bersama Honda Indako Gelar Berbagi Ta’jil Untuk Masyarakat Kota Medan

15 Maret 2025 - 18:44 WIB

Bupati Padang Pariaman Mengingat Masa Kecil di Kampung Halamannya Saat Terakhir Safari Ramadhan di Sungai Geringging 

15 Maret 2025 - 18:34 WIB

Berkah Ramadhan, Pokdarkamtibmas Gelar Santunan Yatim Dan Buka Bersama

15 Maret 2025 - 13:23 WIB

Semarak Festival Bedug dan Pasar Kreatif Ramadhan di Jakarta

15 Maret 2025 - 12:33 WIB

Trending di Berita