Jalarta, – Publikapost.com – Massa Ojek Online (Ojol) mendatangi Jalan Medan Merdeka Barat untuk menyuarakan tuntutan terkait potongan tarif.
Mereka datang dengan menggunakan atribut perusahaan masing-masing seperti Gojek, Grab, Shopee dan Maxim. Massa juga membawa spanduk dengan bermacam tulisan.
Pantauan di lokasi, sebagian massa sudah tiba di kawasan Patung Kuda pukul 12.30 WIB. Massa yang lebih banyak menyusul pada pukul 13.00 WIB dari Jalan Medan Merdeka Selatan dengan mobil komando dan menyanyikan lagu Iwan Fals “Bongkar”.
Polisi menyambut kedatangan massa pengemudi ojek online (ojol) yang berunjuk rasa di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (29/08/24) siang.
“Kepada rekan-rekan sahabat ojol, selamat datang di kawasan Patung Kuda,” kata seorang polisi yang terdengar dari Pos Polisi di area Silang Monas.
Polisi mengimbau agar massa pengemudi ojol bisa menyampaikan aspirasinya dengan damai dan lancar.
“Kami berharap penyampaian aspirasi ini bisa berjalan dengan aman dan lancar hingga aktivitas berakhir,” sambungnya.
Diketahui Sebanyak 1.326 personel polisi dikerahkan untuk mengamankan demo ojol dan kurir se-jabodetabek di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Ribuan Ojek Onlin (Ojol) Di Lokasi Demonstrasi Dan Tampak Seorang Orator di Atas Mobil Komando Sedang Berorasi
Divisi Hukum Koalisi Ojol Nasional, Muhamad Rahma Koalisi menerangkan Koalisi Ojol Nasional (KON) merasa pendapatan para driver food dan paket tidak manusiawi. Pasalnya, pemerintah belum mengatur soal tarif ongkos kirim (ongkir) bagi mitra kurir online.
“Dalam pasal 1 ayat 5 itu harga diserahkan pada pasar. Ini yg diharapkan pemerintah mengenai harga seperti mengatur soal goride. Ada tarif bawah tarif atas. Jadi aplikator tidak menerapkan harga seenak-enaknya,” terang di tengah aksi demo.
Rahman menjelaskan jenis layanan pengantaran makanan dan paket berlaku beberapa tarif, sekitar Rp 5.000 dan Rp 7.000. Namun pengemudi hanya mendapatkan 10 kali orderan. Artinya hanya mendapatkan sekitar Rp 50 ribu saja. Ini berbeda dengan pengendara pengantar orang (Ride). Mereka mendapatkan Rp 10.400 untuk tarif jarak terpendek (antara 0-5 km).
“Hitung saja kalau kisaran 5000/6000 temen-temen cuma dapet orderan 10 orderan. Itu berapa? Gak perlu hitung rejeki seperti tip, tapi biaya dasar dulu. Jauh (perbedaannya) kayak ride terpendek Rp 10.400 dapet 10 orderan sudah Rp 100 ribu dua kali lipat. Itu yang mungkin pemain send dan food punya keresahan dan kita salurkan hari ini,” jelasnya.
Informasi di himpun secara umum, ada 6 poin tuntutan yang diajukan Koalisi Ojol Nasional (KON).
1. Revisi dan penambahan pasal Permenkominfo No 1 tahun 2012 tentang formula tarif layanan pos komersial untuk mitra ojek online dan kurir online di Indonesia.
2. Kominfo wajib mengevaluasi dan memonitoring segala bentuk kegiatan bisnis dan program aplikator yang dianggap mengandung unsur ketidak adilan terhadap mitra pengemudi ojek online dan kurir online di Indonesia.
3. Hapus program layanan tarif hemat untuk pengantaran barang dan makanan pada semua aplikator yang dinilai.tidak manusiawi dan memberi rasa ketidak adilan terhadap mitra driver ojek online dan kurir online.
4. Penyeragaman tarif layanan pengantaran barang dan makanan di semua aplikator.
5. Tolak promosi aplikator yang dibebankan kepada pendapatan mitra driver
6. Legalkan ojek online di Indonesia dengan membuat Surat Keputusan Bersama (SKB) beberapa kementerian terkait yang membawahi ojek online sebagai angkutan sewa khusus. (Nfn/Phay)
