Jakarta, Publikapost.com – Prof. Dr. Tajul Arifin, Guru Besar UIN Sunang Gunung Jati Bandung, menjelaskan bahwa mengirimkan santri untuk kuliah ke Tiongkok adalah sebuah tragedi, pada acara Seminar yang diadakan Forum Sinologi Indonesia (FSI) di Gedung Khong Guan Lt4, Jl.Agus Salim No.53, Jakarta Pusat, Kamis (31/08/2023).
Tragedi yang dimaksud Prof. Dr. Tajul Arifin tidak lepas dari sejarah Indonesia dengan PKI sebagai penghianat bangsa dan termasuk di dalamnya adalah santri bahkan kiai yang juga ikut serta menjadi korban PKI pada zaman itu.
“ Kalau kita melihat secara makruh, pengiriman santri ke china itu lebih besar aspek negatifnya dari pada positifnya, bahkan saya bisa mengatakan ini adalah sebuah tragedi bagi dunia santri, bagi pertahanan umat Islam di Indonesia” jelasnya sebagaimana dikutip di YouTube resmi Forum Sinologi Indonesia, Kamis (31/08/2023).
Prof. Dr. Tajul Arifin juga menyangkan, meskipun para penerima beasiswa kuliah ke Tiongkok mereka tidak belajar jurusan tentang agama, tetapi ketika kembali ke Indonesia malah berbicara terkait agama, bahkan sangat disayangkan ketika menyudutkan salah satu aspek dari agama Islam sendiri.
“ Tetapi yang sangat saya sayangkan dari beberapa kasus yang terjadi, meskipun santri itu dikirim kesana bukan untuk belajar agama, tapi ternyata ketika mereka pulang ke Indonesia mereka berbicara tentang agama, dan yang paling menyedihkan adalah ketika mereka menjadi menyudutkan aspek-aspek tertentu dari agama kita dan di kesempatan yang bersama mereka mengangkat nilai-nilai yang berkembang di Tiongkok sana” ungkapnya.
Bahkan Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo di Jawa timur, dengan belasan ribu santri dan ratusan Siswa -Siswi yang sudah diberangkatkan ke Tiongkok semenjak tahun 2010 juga ikut menjadi perhatiannya.
“Saya ambil contoh dari Pesantren Nurul Jadid yang ada di Probolinggo, pada tahun 2023 ini pesantren itu mengirim 14 Mahasiswa ke Beijing, 12 di antaranya belajar bahasa dan Sastra Mandarin 2 diantara mereka belajar Ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga: 10 Hidangan Cina Paling Populer, Kalian Sudah Coba yang Mana?
Pelajar Indonesia di Nanjing Tiongkok Kembali Gelar Festifal Budaya Bertaraf Internasional
Bahkan dengan menjadikan santri bisa berbahasa mandarin, nantinya mereka akan menjadi promotor dan menjadikan Tiongkok lebih mudah untuk mendominasi di Indonesia, sehingga elit global Tiongkok dapat lebih mudah dan lebih nyaman di Indonesia.
“ Orang-orang yang memiliki knowledge tentang bahasa mandarin, yang nanti akan di angkat oleh mereka, untuk menjadi instruktur bahasa itu, kenalkan kemasyarakat dan masyarakat mengetahui bahasa mandarin, dan akan mempermudah, memperlancar dominasi Tiongkok terhadap Indonesia, siapa yang di untungkan tentu pemerintah Tiongkok, kekuasaan mereka di Indonesia akan semakin nyaman,”tutupnya. (Tim/Red)